KEINDAHAN AIR TERJUN RAYAP -LHOKSEUMAWE
Pagi selalu membawa petualangan baru, tak terkecuali pagi yang saya rasakanan di lhokseumawe ini. Rumah kerabat bang Armansyah Putra menjadi tempat kami menginap lantaran kami sudah terlalu lelah berkendara menggunakan sepeda motor semalaman dari Banda Aceh. Dari jam 6 sore seharusnya kami sampai di Lhokseumawe kira-kira jam 12 malam, tapi kenyataannya kami baru sampai Lhokseumawe jam 4 pagi. Subuh itu rasanya badan saya sudah pegal-pegal sekali, selesai shalat subuh kami semuanya langsung tidur dan jam 9 pagi baru bangun. Mungkin karena efek kelelahan dan syukurnya tidak terjadi apa-apa di jalan.
Lhokseumawe ini memang menjadi target perjalanan kami selanjutnya sebelum kembali ke Aceh Tamiang. Tujuannya tidak lain hanya untuk datang ke lokasi air terjun yang baru-baru ini menghebohkan masyarakat Aceh di Sosmed lantaran karena air terjun dan panoramanya.
Setelah bangun saya menikmati pagi hanya dengan duduk di depan halaman rumah sambil meminum secangkir teh yang memang sudah disediakan. Rasanya badan sudah agak enakan Saya juga tidak sibuk mengabadikan sunrise pagi itu padahal rumah kerabat bang Armansyah ini sangat dekat dengan laut. Saya Hanya duduk dengan kaki terjulai sambil menikmati kedamaian yang tercipta.
Tempat saya menginap ini rasanya seperti di rumah sendiri. Bukan karena bentuk rumahnya, tetapi suasana kekeluargaan yang dirasakan disini. Saat itulah saya banyak bertanya tentang wisata air terjun yang ada di Lhokseumawe. Awalnya saya cuma tau satu air terjun di Lhokseumawe ini yang namanya Blang Kolam dan ternyata ada satu air terjun lagi yang jadi spot menarik di Lhokseumawe yaitu Air terjum Rayap. Karena hari itu juga kami harus kembali ke Aceh Tamiang jadi mau tidak mau hanya air terjun Rayap saja yang menjadi tujuan kami. Mudah-mudahan ada kesempatan lagi untuk datang ke air terjun Blang Kolam dan syukurnya keluarga pak Arman ini mau mengantar kami ke spot air terjun Rayap.
Siang itu kami berangkat dengan membawa bekal makanan karena menurut keluarga pak Arman disana belum banyak masyarakat yang menjual jajanan apalagi menjual nasi untuk makan siang. Untuk menuju lokasi itu kami melalui jalur Jalan Elak (disamping Universitas Malikul Saleh) menuju Desa Sidomulyo, kecamatan kuta Makmur, kabupaten Aceh Utara. Jarak lokasi ini lebih kurang sekitar 22 Km dari Politeknik Lhokseumawe. Jalan menuju air terjun ini sudah banyak yang diaspal dan bisa dilewati mobil. Dan bagi saya yang paling seru adalah moment perjalanannya yang luar biasa melewati bukit-bukit dengan panorama alam yang terlihat indah dari atasnya.
Sesampai disana kami membayar biaya parkiran Rp.3000 dan biaya masuk Rp.5000. Awalnya saya fikir langsung sampai ke spot air terjun, ternyata lebih seru dari yang saya bayangkan. Kami harus tracking lagi menuruni tanjakan melewati perkebunan kelapasawit milik warga setempat untuk sampai kesana. Kira-kira kami harus berjalan 15 menit l barulah sampai tujuan, Jadi berasa rasa petualangannya.
Begitu sampai dan melihat air terjun hati ini rasanya gembira luar biasa, rasanya perjalanan jauh ini akan menjadi cerita luarbiasa yang bisa saya ceritakan nantinya. Tidak sabar menikmati moment itu sayapun langsung mengambil kamera dan mengabadikan jepretan perjalanan ini. Saya memang selalu antusias jika memotret air terjun sambil menikmati alamnya karena lain air terjun lain lagi keindahannya.
Air terjun Rayap ini ternyata masih satu aliran sungai dengan air terjun Blang Kolam yaitu sungai Rayap. Alamnya masih asri dan banyak pepohonan rindang dipinggiran sungai yang membuat panorama pemandangan disana menenangkan hati. Air terjun ini tingginya kira-kira 2,5 meter dan terdapat kolam kecil dibawahnya. Jadi bisa untuk clift Jumping dech disitu.
“Ayo Ndra sini mandi-mandi, jangan foto-foto aja” teriak Yudi teman saya yang sudah mandi di bawah air terjun karena dilihatnya saya masih saja sibuk memotret dari segala angle untuk mendapatkan foto air terjun Rayap yang bagus. Tidak lama kemudian akhirnya sayapun ikut mandi berbaur dengan anak-anak kecil yang sedang berenang-renang di dalam kolam jernih air terjun. Air pegunungan yang sejuk dan bentuk berkelok-kelok dari tingkatan air terjun menjadikan kami serasa berbaur dengan alam sampai-sampai kami tak terasa menghabiskan waktu berjam-jam disana, padahal hari itu juga kami harus kembali ke Aceh Tamiang. Makan siang, mandi lagi. Makan snack, mandi lagi. foto-foto, ya begitulah kegiatan kami menghabiskan waktu. 😀
Bagi saya potensi air terjun Rayap ini sayang jika tidak dikelola Pemkot Lhokseumawe karena memang tempat ini terlihat masih dikelola oleh penduduk setempat dan belum adanya tempat ganti baju, tempat berjualan, apalagi Mushalla. Mudah-mudahan saja saat saya dan kembali ke air terjun Rayap ini lain waktu, pengelolaannya jauh lebih baik.