SABANG – SNORKELING DI TAMAN LAUT PULAU RUBIAH
“Gak nyangka, Sabang ternyata punya sejarah yang luar biasa” begitulah hati saya begitu mengetahui seluk beluk kisah pulau di ujung Indonesia ini. Di malam pertama kami di Sabang rencananya kami mencari penginapan, ehh ternyata ditawari menginap di rumah teman saya yang kebetulan rumahnya tidak jauh dari Mesjid raya kota Sabang. Mungkin tuhan sudah memberi jalan kepada kami yang memang melakukan touring ini bukan hanya untuk sekedar jalan-jalan saja tetapi kami ingin mengenalkan keindahan alam Indonesia ke masyarakat luas.

Sabang dalam lintasan sejarah
Suami dari teman saya ini memang sangat ramah dan terlihat sangat mengerti tentang seluk beluk kota sabang. Dari dialah kami banyak mendapatkan informasi tentang pariwisata Sabang hingga sejarah pulau Weh ini yang ternyata dahulunya tempat persinggahan Belanda untuk berwisata. Diapun menawari kami untuk membaca buku “Sabang dalam lintasan sejarah”, tentu saja kami sangat antusias terutama pak Armansyah Putra yang memang suka membaca sejarah-sejarah tentang Aceh.
Sabang merupakan kota di Barat Indonesia yang memang selalu jadi incaran untuk liburan. Spot snorkeling yang terkenal disini yaitu pulau rubiah dan Gapang yang merupakan 9 spot snorkeling terbaik di Indonesia yang memiliki keindahan laut yang mempesona dan sangat alami. Pulau rubiah dengan luas 2.600 hektare ini merupakan sebuah pulau cantik yang berada di kawasan pulau Weh, sebelah barat kota Sabang dengan keindahan pesisirnya yakni dua pantai menawan sekaligus yaitu pantai Teupin Layeu dan pantai Iboih.
Untuk menyebrang ke pulau Rubiah paling dekat lewat pantai Iboih daripada Gapang, jadi kami berangkat pagi-pagi menuju Iboih yang berjarak ±20 Km dari kota Sabang.
Karena masih pagi kami singgah sebentar ke Pantai Paradiso. Tempat ini adalah spotnya untuk melihat matahari terbenam. Di pinggiran pantai ini banyak pohon cemara dan tempat-tempat nongkrong, jadi wajar saja kalau pada malam hari banyak yang datang tempat ini.
Setelah berfoto ria kamipun melanjutkan perjalanan ke Iboih. Setelah 30 menit perjalanan kami sampai disana. Saya sudah tidak bisa berkata-kata lagi melihat birunya air laut dan pantainya yang berpasir putih. Rasanya mau cepat-cepat menyelam saja. Maklumlah karena saya dan kawan-kawan selama ini hanya melihat foto orang snorkeling di sabang hanya melalui internet saja, terlebih-lebih di daerah kami lautnya tidak sebagus disini jadi kami sangat antusias sekali dengan semangat 45. 😀
Saat saya memarkirkan sepeda motor tampak seorang pemuda paruh baya menghampiri kami yang menawari penyebrangan ke pulau Rubiah. “ Mau nyebrang ke pulau Rubiah bang? Sekalian sama saya bisa sewa snorkelingnya juga” tanyanya dengan ramah. Wah bagus juga saya fikir, jadi gak perlu repot-repot cari sewa alat snorkeling.
Untuk menyebrang ke pulau Rubiah memang banyak sekali pilihan, terserah kamu memilih menggunakan boat mana yang cocok. Kami memilih menggunakan boat kayu Rp. 100.000 PP untuk 4 orang. Sedangkan untuk sewa alat snorkeling Rp. 40.000/ orang, itu sudah termasuk rompi pelampung, kaki bebek, kacamata renang dan alat pernafasannya. Kalau untuk diving harganya sekitar Rp. 400.000 sudah termasuk dengan instrukturnya.
Bagi yang tidak mau berenang tetapi pengen juga lihat ikan di dasar laut, kamu bisa menyewa perahu dengan kaca di bawahnya dengan harga sewa 350.000 untuk setengah hari berkapasitas 10 orang.
Waktu menyebrang dari Iboih ke pulau Rubiah tidaklah lama, hanya 5 menitan saja tetapi saya sangat menikmati moment itu karena panoramanya yang indah. Apalagi saat itu udaranya tidak panas dan pemandangannya hampir mirip saat saya pergi menyebrang dari banyuwangi ke Pulau Bali.

Menyebrang dari Iboih – ke – Pulau Rubiah
Berikut ini adalah tarif penyebrangan menggunakan boat kayu:
- Keliling Pulau Rubiah Rp. 150.000
- PP Pulau Rubiah Rp. 100.000
- PP Gapang Rp. 200.000
- PP Iboih Rp. 150.000
- One Day Snorkeling Trip (4) Rp 700.000
- Half Day Snorkeling Trip (4) Rp. 350.000
- One Day Fishing Trip (2) Rp. 700.000
- Half Day Fishing Trip (2) Rp. 350.000
- One Day Snorkeling Gapang Trip (4) Rp. 800.000
- Half Day Snorkeling Gapang Trip (4) Rp. 400.000
- One Day Snorkeling Iboih Trip (4) Rp. 750.000
- Half Day Snorkeling Iboih Trip (4) Rp. 370.000
Sesampai di pulau Rubiah kami lihat sudah banyak wisatawan yang pada snorkeling. Ya begitulah kalau datang kemari pada saat liburan sekolah. Ramee.ee pokoknya. Di pantai rubiah ini rame yang jualan, tapi harganya sudah pasti lebih mahal daripada di kota Sabang. Kalau mau hemat, ya bawa sendiri makanan sebelum sampai kemari. Lautnya yang jernih berwarna biru dan pantainya yang putih membuat kami tak sabaran untuk langsung menyelam. Begitu sampai di pantai kami langsung pasang kaki bebek, pakai rompi pelampung + alat snorkeling, bawa action cam dan Byu.urrrr kami berempat nyebur ke laut jernih itu.
Waktu pertama kali menyelam ke dalam air laut pulau rubiah yang jernih ini rasanya whooo.oooo mau teriak-teriak saya di dalam air. “akhirnya aku nyelam juga di pulau Rubiah” begitulah sejenak batin saya berkata dan hilang semua letih badan saya selama perjalanan dari Aceh Tamiang ke Sabang. Walaupun belum berenang terlalu jauh dari pantai tetapi saya sudah takjub dengan keindahan bawah laut disini. Banyak sekali terumbu karang yang berwarna-warni dan beraneka ragam.

Armansyah Putra, Yusri, Yudi Ananta

Yudi lagi menikmati mengapung di taman laut pulau Rubiah
Ada yang membuat saya agak aneh, sudah 30 menit saya dan teman-teman snorkeling tetapi kenapa ikannya pada gak mau mendekat ya. Padahal kami mau berfoto-foto dengan ikan-ikan yang banyak. Tiba-tiba saya lihat di dalam air wisatawan lain dihampiri ratusan ikan. Ohh.. ternyata dia membawa umpan, pantas saja banyak ikan yang datang. Sontak melihat kejadian itu, sayapun langsung berenang ke pantai dan bertanya ke warung-warung yang berjualan di bibir pantai pulau rubiah untuk mencari umpan.
Umpan yang di sediakan penjual di pulau rubiah ini ternyata mie rebus, harganya hanya Rp. 5000,- rupiah per plastik. Tetapi yang harus di ingat, setelah memberi makan ikan jangan buang palstiknya sembarangan ke laut. Jangan heran kalau penduduk setempat menegur kalau kamu buang sampah sembarangan disana.
Begitu saya menyelam kedua kalinya membawa umpan, wuihhh..hh beneraaan ikannya pada datang. Senangnya bukan main karena ratusan ikan berwarna warni berenang dihadapan saya. Ada yang ukuran jumbo lagi. Mau ditangkap eh.h gak pernah dapat :D. Pokoknya bener-bener buat lupa daratan lah.
Oh iyaa.., ada satu lagi spot terbaik untuk foto bawah laut disini khusus yang bisa berenang yaitu foto di sepeda motor vespa yang ada di dasar laut pulau rubiah kira-kira di kedalaman 3 meter. Tetapi kalau mau nyelam ya jangan pakai pelampung, jadi gampang ke bawahnya.
Jadi, KALAU MAU SNORKELING di Pulau Rubiah. Saran saya PAGI-PAGI DATANGNYA, JANGAN SORE. TERASA BANGET NYESELNYA, karena banyak sekali keindahan yang bisa dinikmati di bawah laut. Kemudian sayang juga kalau tidak menjelajah hutannya. Selain itu waktu kembali ke dari pulau Rubiah ke Iboih selambat-lambatnya pukul 18.00 WIB.
Untuk pulang, yang harus di waspadai kamu punya no HP Boat man yang mengantar kamu nyebrang dan no urut kamu agar mempermudah jemputan. Biasanya sudah ada ditulis di tiket beserta nama Boat man yang menjemput.
Nah untuk wisatawan yang ingin berlama-lama di Iboih bisa sewa penginapan disana. Penginapan yang tersedia beragam, ada yang Rp. 350.000 – Rp. 400.000/malam dengan fasilitas kamar mandi di dalam dan tempat tidur spring bed. Kalau ingin tambah spring bed lagi harus nambah Rp. 50.000. Ada yang harga Rp.250K/ malam tidak ada AC tetapi sudah dengan kipas angin. Bahkan ada yang Rp. 150K/malam tetapi kamar mandinya di luar. Harga ini bisa lebih murah kalau lagi tidak masa liburan lho.
Seperti halnya pulau pulau lain yang memiliki asal usul, begitu pula dengan Pulau Rubiah. Nama rubiah sendiri diambil dari nama seorang wanita bernama Cut Nyak Rubiah yang makamnya ada di pulau ini. Terdapat berbagai kisah simpang siur mengenai Nyak Rubiah, yang salah satunya adalah nama seorang wanita dari salah satu calon jemaah haji yang meninggal saat kapalnya yang akan menuju ke tanah suci Mekkah mengalami karam. Diceritakan dalam sejarah, Pulau Rubiah dahulu memang pernah menjadi tempat karantina bagi calon jamaah haji Indonesia. Selain itu, pulau ini juga pernah menjadi benteng pertahanan Belanda dan Jepang pada masa Perang Dunia II. Hal ini terlihat dari sisa sisa bangunan benteng bersejarahnya.
Hayooo.o bagi kamu yang sering ke Banda Aceh, kapan donk ke Sabangnya?