INDAHNYA PEMANDANGAN DARI PUNCAK AIR TERJUN PINTU KUARI -ACEH TAMIANG
Air terjun Pintu Kuari atau yang biasa masyarakat kenal dengan Air terjun 7 tingkat ini berlokasi di Dusun Pintu Kuari, Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun, Kabupaten Aceh Tamiang. Untuk menuju lokasi wisata ini dibutuhkan waktu ± 1 ½ jam dari kota Kuala Simpang jika menggunakan sepeda motor. Akses jalan menuju lokasi ini sudah bisa dilalui dengan mobil, hanya saja belum ada pengaspalan jalan sampai saat ini.
Jalan menuju lokasi wisata ini sejalur dengan wisata Gunung pandan yang biasa dilewati mobil, hanya saja ketika kamu menemui jembatan ini kamu harus berbelok menyebrang jembatan (Ada juga sich jalan short cut yang gak perlu bersusah payah menyebrang jembatan ini jika kamu menggunakan mobil).
Air terjun Pintu Kuari juga sering disebut air terjun 7 Tingkat. Kenapa? Karena air terjun ini memang terdapat 7 tingkatan. Masing-masing tingkatan memiliki keindahan panorama tersendiri dan untuk melewati masing-masing tingkatan ini kamu harus mendaki setapak demi setapak sampai ke tingkatan yang terakhir.
Kondisi wisata air terjun pintu kuari ini masih dikelola oleh masyarakat sekitar baik tempat parkiran maupun jalan akses ke puncak air terjun. Untuk parkiran sepeda motor kamu harus membayar Rp. 3000,- . Tidak hanya itu saja, kamu harus membayar Rp. 5000,- untuk masuk ke areal wisata air terjun ini.
Karena pengelolaan wisata ini belum diambil alih oleh Pemda Aceh Tamiang maka tak heran akses jalan menuju ke setiap tingkatan air terjun ini hanya sekedarnya saja dan tidak ada kamar mandi/ kamar ganti baju disini. Parahnya disini tidak ada sarana atau prasana untuk tempat perobatan jika ada pengunjung yang mengalami kecelakaan saat menapaki air terjun.
Jarak antara masing-masing tingkatan tidaklah begitu jauh. Hanya saja kamu harus sabar berjalan di samping tebing sungai.
Yang paling menyedihkan ditempat wisata ini adalah belum adanya kepedulian Pemda Aceh Tamiang untuk mengelola dan menjaga alam di sekitar air terjun ini. Kamu akan menyaksikan puluhan pohon besar yang mungkin berumur puluhan bahkan ratusan tahun telah ditebang saat menelusuri tingkatan air terjun. Beberapa tempat wisata ini malah dijadikan lahan perkebunan karet dan pohon cokelat. Sangat miris hati kita memang karena kita tidak bisa menjaga alam wisata ini untuk diwariskan kepada anak cucu kita dan dijadikan PEMBELAJARAN tentang kekuasaan Allah SWT.
Di beberapa air terjun ini ada beberapa tingkatan yang jangan berharap menemukan tangga untuk ke atas. Kamu harus berusaha sendiri mendaki bebatuan aliran sungai. Paling sulit jika aliran air sangat besar, biasanya akan sulit mendaki bebatuan disini karena jalannya menjadi licin dipenuhi aliran air.
Beberapa hal yang harus kamu perhatikan ketika mendaki:
- Jalan menaiki air terjun sangat licin dan penuh dengan tebing dan bebatuan di sekeliling air terjun. Bukan sedikit orang yang jatuh bahkan terkilir ketika melewati aliran sungai air terjun.
- Jika terdengar suara guntur bahkan hujan, sebaiknya kamu langsung turun dari lokasi wisata ini karena air akan sangat cepat naik dan jika air bah datang maka tumpukan kayu di atas air terjun ini akan jatuh di bawah.
- Jangan memaksakan diri untuk mendaki tingkat 5, 6 dan 7 jika kamu tidak biasa mendaki karena dibutuhkan nyali yang besar dan kekuatan tangan disini (RUMAH SAKIT JAUH DARI LOKASI WISATA INI).
Jika dilihat dari bawah kelihatannya air terjun tingkat ke 7 itu kecil dan tidak begitu tinggi. Tetapi kalau sudah naik ke atas barulah tau ternyataaaaaa…………….:
Karena perasaan penasaran bagaimana sich pemandangan di puncak air terjun 7 tingkat ini dengan bersusah payah saya dan pak Armansyah mencari jalan menuju puncak air terjun dan melihat sumber mata air terjun. Lebih dari 40 menit kami memanjat tebing dan menelusuri semak belukar untuk sampai ke puncak air terjun ini. Lelah memang, tetapi sepadan dengan apa yang kami saksikan di atas sana.
Dipuncak tingkatan ke 7 ini kamu bakalan menyaksikan tumpukan kayu ilegal loging yang sewaktu-waktu dapat jatuh ke bawah jika air naik atau lagi hujan deras. Lagi-lagi alam wisata ini dilukai dengan tidak adanya perawatan dan kepedulian untuk mengelolanya.
Ketika kami naik menelusuri aliran sumber air terjun ini, kami berdua terkejut. Ternyata sebutan air terjun 7 tingkat ini sepenuhnya salah karena diatas puncak air terjun, ada satu lagi tingkatan air terjun. Mungkin karena jarang sekali pengunjung yang naik dan mengetahui puncak air terjun ini. Ya seharusnya sebutan lain untuk air terjun rongoh Pintu Kuari ini adalah AIR TERJUN 8 TINGKAT.
Inilah aliran sungai di puncak air terjun. Jika diperhatikan jauh lebih cantik bebatuan yang ada di bawah air terjun.
Hutan di sekitar perbukitan puncak air terjun ini juga banyak yang telah dialihfungsikan menjadi areal perkebunan pohon karet dan cokelat. Puluhan pepohonan raksasa yang mengikat tanah pegunungan ini telah hilang ± 4 tahun yang lalu dan akibatnya debit air dan kejernihan air terjun ini lama-kelamaan menjadi berkurang.
Inilah pemandangan alam ACEH TAMIANG yang dapat kamu saksikan dari puncak Air terjun. Mudah-mudahan siapapun yang sampai ke puncak ini mengakui betapa besarnya anugerah yang telah Allah SWT berikan di kabupaten Aceh Tamiang ini dan memiliki KESADARAN untuk selalu menjaga alam untuk diwariskan ke anak cucu kita.