INDAHNYA PEMANDANGAN DI BENTENG ANOI ITAM – SABANG
Liburan semester ini bisa dibilang sesuatu yang saya tunggu-tunggu karena saya dapet kesempatan traveling lagi ke Sabang bersama dengan teman kerja saya di SMK Negeri 2 Karang Baru, Aceh Tamiang. Nah diperjalanan ini ada beberapa spot wisata yang sudah saya kunjungi da nada juga yang belum, misalnya destinasi yang satu ini nih yang belum sempat saya datengi di traveling pertama saya ke Sabang, yaitu Bunker Jepang Anoi Itam yang berada di sisi timur Pulau Weh kota Sabang.
Anoi Itam sendiri adalah sebuah desa yang berada di kecamatan Sukajaya, Kota Sabang, Aceh. Spot wisata yang satu ini gak begitu jauh dari kota Sabang. ± ½ jam perjalanan dari kota Sabang atau 12 Km dari kota Sabang. Saya sendiri dan rombongan baru bisa ke spot ini pada hari kedua di Sabang. Nama Anoi Itam sendiri sudah menggambarkan ciri khas dari pantai daerah tersebut. Sesuai dengan artinya, “anoi” yang berarti pasir (sebenarnya, dalam bahasa Aceh, pasir adalah “ano”. Namun, karena orang Lamnga sering menambahkan akhiran “i” pada setiap pengucapannya, jadi ano disebut anoi) dan “itam” yang berarti hitam mencerminkan kondisi gampong yang hampir keseluruhannya dikelilingi oleh pantai yang memiliki pasir berwarna hitam. Tempat ini mengingatkan satu pantai yang pernah saya datangi di Banyuwangi dengan warnanya yang hitam, tetapi birunya laut dan indahnya pemandangan memang terasa lebih mantraps di anoi itam ini.
Begitu sampai di lokasi kamu bisa lihat langsung tangga untuk akses jalan ke atas benteng yang di bawahnya langsung bertemu dengan bibir pantai anoi itam. Nah disini kamu bisa melihat ada goa-goa kecil dan banyak pohon-pohon rindang yang terasa sangat sejuk di bawahnya.
Pemandangan dari atas bunker ini yang menjadi spot favorit saya karena dengan bukit-bukit yang membentuk pulau saya bisa melihat pemandangan yang luas di hamparan laut lepas yang luas dan pantai anoi itam dengan warna laut yang biru. Pokoknya rasanya mau nyebur aja di pinggiran laut ini. Bener-bener biru gaez. Ditambah lagi angina sepoi-sepoi yang bikin saya betah berlama-lama di tempat ini.
Walaupun banyak yang datang ke bunker Jepang ini, tetapi tak semua wisatawan tahu seluk beluk sejarahnya. Dahulunya, Benteng ini ternyata dibangun tentara Jepang ketika perang dunia (PD) ke II ketika mereka mendarat di pulau Weh pada tgl 12 Maret 1942. Ketika tentara Jepang mendarat, mereka mulai membangun benteng – benteng sebagai gudang penyimpanan senjata dan pertahanan untuk mengantisipasi serangan musuh – musuh dari arah laut lepas disekitar pesisir pantai pulau Weh untuk persiapan menghadapi perang Asia Pasifik dan memang lokasinya sangat strategis untuk melihat kapal – kapal yang masuk ke teluk, karena tempatnya yang tinggi diatas bukit.
Benteng pertahanannya ternyata tidak satu lhoo gaez, tapi ada beberapa benteng yang serupa yang tersebar di Sabang seperti benteng yang ada di Sumur Tiga, Kota atas, Battere A dan bunker Jepang yang ada di Sabang Fair. Dengar-dengar dari penduduk lokal kalau dulunya benteng ini terhubung dengan benteng yang lainnya melalui terowongan yang banyak di temui di kota Sabang. Tetapi sudah banyak yang ditutup dengan berbagai alasan. Hm.mm Kalau masih terhubung tu, saya pasti pengen masuk ke terowongan-terowongan itu karena memang saya sendiri suka dengan hal-hal menarik begini dan pasti lebih berasa nuansa masa Jepang dulu.
Di tempat ini juga masih ditemukan meriam ukuran 3 meter yang menghadap laut walaupun sudah tidak begitu terawat. Ya…mudah-mudahan potensi wisata yang ada disini terus dijaga agar anak cucu kita bisa tahu sejarah tentang daerahnya.